JAKARTA, sdkcards.com – Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia tetap melanjutkan kajian rutin mingguan terhadap dampak perang antara Iran dan Israel, meskipun Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengumumkan gencatan senjata pada 24 Juni 2025. Konflik yang berlangsung selama 12 hari ini telah memicu ketegangan global, dan Lemhannas menilai penting untuk terus memantau implikasinya terhadap stabilitas kawasan Timur Tengah, keamanan nasional Indonesia, serta dinamika ekonomi dan geopolitik global.
Latar Belakang Konflik Iran-Israel
Konflik terbaru antara Iran dan Israel dimulai pada 13 Juni 2025, ketika Israel melancarkan serangan udara terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran, termasuk situs di Natanz, Fordo, dan Arak. Serangan ini, yang dinamakan “Operasi Rising Lion” oleh Israel, bertujuan untuk menghambat program nuklir Iran yang diklaim berpotensi menghasilkan senjata nuklir. Iran membalas dengan operasi “True Promise 3,” meluncurkan ratusan rudal balistik dan drone ke target militer di Israel, menyebabkan kerusakan signifikan di Tel Aviv dan wil Hannah.
Amerika Serikat kemudian terlibat dengan menyerang tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni 2025, meningkatkan eskalasi konflik. Iran membalas dengan serangan ke pangkalan militer AS di Qatar, namun serangan ini berhasil dicegat tanpa korban jiwa. Pengumuman gencatan senjata oleh Trump menandai potensi de-eskalasi, dengan Iran menghentikan serangan pada 24 Juni 2025 pukul 04.00 waktu Teheran, diikuti Israel 12 jam kemudian, menuju gencatan senjata penuh dalam 24 jam.
Komitmen Lemhannas dalam Pemantauan
Meskipun gencatan senjata telah diumumkan, Lemhannas tetap waspada terhadap potensi ketidakpastian. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa belum ada kesepakatan resmi gencatan senjata, dan laporan ledakan di Teheran pasca-pengumuman menimbulkan kekhawatiran akan kerapuhan situasi. Oleh karena itu, Lemhannas terus melakukan analisis mingguan untuk mengevaluasi dampak geopolitik, ekonomi, dan keamanan dari konflik ini.
Dampak Ekonomi
Perang Iran-Israel sempat mengguncang pasar global, khususnya karena ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz, yang mengalirkan 20% pasokan minyak dan gas dunia. Penutupan ini berpotensi meningkatkan harga minyak, memicu inflasi global, dan mengganggu rantai pasok energi. Meski harga minyak telah turun setelah pengumuman gencatan senjata (WTI ke $65,46 per barel dan Brent ke $68,50 per barel), Lemhannas terus memantau potensi volatilitas pasar energi dan dampaknya terhadap ekonomi Indonesia, yang bergantung pada impor minyak.
Dampak Geopolitik
Konflik ini juga melibatkan aktor global seperti AS, Rusia, dan China, yang memiliki kepentingan strategis di Timur Tengah. Rusia, sebagai mitra Iran, dan China, dengan investasi di Israel, menyerukan de-eskalasi, sementara AS mendukung Israel. Indonesia, bersama 23 negara lain, telah mendesak gencatan senjata melalui pernyataan bersama pada 17 Juni 2025, menunjukkan sikap aktif dalam mendorong solusi diplomatik. Lemhannas mengkaji bagaimana dinamika ini dapat memengaruhi hubungan bilateral Indonesia dengan negara-negara terkait.
Dampak Keamanan
Eskalasi konflik berpotensi memperkuat kelompok proksi Iran, seperti Hizbullah dan milisi di Irak, yang dapat mengancam stabilitas kawasan. Lemhannas mempertimbangkan skenario terburuk, termasuk potensi serangan terhadap infrastruktur energi di Teluk atau target sipil, yang dapat memperburuk krisis kemanusiaan dan meningkatkan ketegangan regional.
Peran Lemhannas
Lemhannas berfokus pada analisis dampak jangka panjang konflik ini terhadap Indonesia, termasuk ancaman terhadap warga Indonesia di Timur Tengah, gangguan perdagangan maritim, dan potensi kenaikan harga komoditas. Kajian mingguan ini melibatkan pakar keamanan, ekonomi, dan hubungan internasional untuk memastikan Indonesia siap menghadapi skenario eskalasi atau de-eskalasi. Lemhannas juga mempertimbangkan peran Indonesia dalam diplomasi multilateral, sejalan dengan pernyataan bersama 23 negara yang diprakarsai Mesir.
Meski gencatan senjata telah diumumkan, ketidakpastian di lapangan membuat Lemhannas tetap waspada. Pemantauan mingguan ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk menjaga ketahanan nasional di tengah dinamika global yang tidak menentu. Dengan memahami implikasi konflik Iran-Israel, Lemhannas berupaya memastikan kebijakan nasional yang responsif dan strategis untuk melindungi kepentingan Indonesia di panggung internasional.