Ancaman Langit Eropa, Drone Misterius Tutup Bandara, Tuduhan Perang Hibrida Rusia Semakin Memanas

Di langit benua biru yang biasanya ramai dengan pesawat komersial, kini muncul bayang-bayang baru: drone-drone tak dikenal yang tiba-tiba mengganggu lalu lintas udara.

JAKARTA, sdkcards.com – Di langit benua biru yang biasanya ramai dengan pesawat komersial, kini muncul bayang-bayang baru: drone-drone tak dikenal yang tiba-tiba mengganggu lalu lintas udara. Sejak September 2025, laporan penampakan drone di berbagai bandara Eropa telah memicu penutupan sementara, pembatalan ratusan penerbangan, dan kekhawatiran global tentang eskalasi perang hibrida Rusia. Belum ada yang mengklaim tanggung jawab, tapi intelijen NATO dan pejabat Eropa semakin yakin: ini adalah taktik Moskow untuk menguji pertahanan aliansi Barat, di tengah perang Ukraina yang memasuki tahun ketiga. Apa yang sebenarnya terjadi? Dan mengapa langit Eropa menjadi medan perang tak kasat mata ini?

Gelombang Penampakan: Dari Denmark hingga Jerman, Bandara Lumpuh

Insiden dimulai pada 9 September 2025, ketika beberapa drone melintasi wilayah udara Polandia, memicu penutupan bandara di Warsaw, Rzeszów, Lublin, dan Modlin. Hanya tiga hari kemudian, drone besar muncul di atas Copenhagen Airport, Denmark—menyebabkan penutupan hampir empat jam dan pengalihan puluhan penerbangan. Penampakan berlanjut ke Aalborg, Esbjerg, Sønderborg, dan bahkan Skrydstrup Air Base, pangkalan militer utama Denmark.

Gelombang ini menyebar cepat:

  • Oktober 2025: Munich Airport, Jerman, ditutup pada 2 Oktober setelah drone terlihat, membatalkan lusinan penerbangan tepat sebelum Oktoberfest—meninggalkan ribuan penumpang terdampar.
  • Akhir Oktober: Balon helium mencurigakan (diduga membawa rokok kontraban dari Belarus) memaksa penutupan bandara utama di Lithuania, yang disebut sebagai “serangan hibrida” oleh Perdana Menteri negara itu.
  • November 2025: Brussels dan Liège Airports, Belgia, ditutup pada 4 November setelah drone terdeteksi, mengganggu ratusan penerbangan. Penampakan juga dilaporkan di atas Kleine Brogel Air Base, yang menyimpan senjata nuklir AS.

Menurut peta pelanggaran udara dari Reuters, setidaknya 20 insiden serupa terjadi di Eropa sejak awal 2025, melibatkan Rusia, Belarus, atau aktor tak dikenal. Dampaknya? Kerugian ekonomi mencapai jutaan euro per insiden, ditambah ketakutan publik yang melonjak.

Tanggal Lokasi Dampak
9 Sep 2025 Polandia (Warsaw, dll.) Penutupan bandara, pengalihan penerbangan
12 Sep 2025 Copenhagen, Denmark 4 jam lumpuh, puluhan flight dibatalkan
2 Okt 2025 Munich, Jerman Ribuan penumpang terdampak, Oktoberfest terganggu
29 Okt 2025 Lithuania Penutupan bandara akibat balon helium
4 Nov 2025 Brussels & Liège, Belgia Ratusan penerbangan terganggu, investigasi militer

Taktik Perang Hibrida: Bukan Serangan Langsung, Tapi Gangguan Sistematis

Apa itu perang hibrida? Ini adalah strategi Rusia di bawah Vladimir Putin: campuran operasi militer konvensional, siber, sabotase, dan disinformasi untuk melemahkan musuh tanpa memicu perang terbuka. Drone-drone ini—diduga besar dan terbang berformasi—bukan untuk menyerang, tapi untuk menguji respons NATO, menciptakan kepanikan, dan mengganggu infrastruktur kritis.

Intelijen Denmark menyebutnya “serangan hibrida sistematis” yang bertujuan menimbulkan kekhawatiran bahwa NATO menuju perang dengan Rusia. Laporan Soufan Center mencatat bahwa insiden ini dimulai bersamaan dengan pelanggaran udara Rusia ke Polandia, Rumania, dan Estonia—termasuk jet tempur yang memasuki wilayah NATO selama 12 menit pada 19 September.

Belgia, misalnya, menggelar Dewan Keamanan Nasional darurat pada 6 November untuk membahas insiden yang “terkoordinasi”. Sumber keamanan Belgia bilang: “Sedikit keraguan bahwa aktor negara di baliknya—sangat mungkin Rusia.” Sementara itu, kapal kargo Rusia di Laut Baltik dicurigai sebagai peluncur drone, termasuk yang terlihat dekat Copenhagen.

Di Jerman, Kanselir Friedrich Merz menyatakan: “Kami menduga Rusia di balik sebagian besar penerbangan drone ini” di sekitar pelabuhan dan bandara vital. Denmark bahkan melarang semua drone sipil selama KTT Eropa, dengan kapal perang Jerman dan peralatan anti-drone dikerahkan untuk melindungi langit.

Tuduhan Rusia: Penyangkalan dan Ejekan

Kremlin menyangkal keterlibatan. Putin menyebut tuduhan itu “tidak berdasar”, sementara mantan Presiden Dmitri Medvedev mengejek: “Berguna bagi Eropa merasakan bahaya perang secara langsung.” Rusia juga menyalahkan “balon cuci” atau “drone hobi” sebagai penyebab, meski bukti menunjukkan drone-drone ini terlalu canggih untuk amatir.

Analis seperti yang dikutip TRT World menduga ini terkait Kaliningrad—enklave Rusia di Eropa—untuk menguji apakah NATO akan membela anggotanya di bawah Pasal 5. Lithuania secara terbuka menuduh Rusia dan Belarus sebagai “provokasi terhitung untuk mendestabilisasi dan menguji keteguhan NATO.”

Respons Eropa: Dari Investigasi hingga “Drone Wall”

Eropa tak tinggal diam:

  • Inggris mengirim tim anti-drone RAF ke Belgia pada 10 November untuk melawan “aktivitas drone nakal”.
  • Denmark dan negara Baltik meningkatkan patroli udara, sementara Jerman mengerahkan fregat angkatan laut.
  • UE maju dengan rencana “drone wall” di perbatasan timur untuk mendeteksi dan menangkal incursion.
  • NATO memperkuat pertahanan hibrida, termasuk latihan Zapad 2025 yang mencurigakan.

Namun, tantangan besar: Sulit membedakan drone sipil dari militer, dan menembak jatuh bisa memicu eskalasi. Seperti kata pakar di Guardian: “Pemerintah Barat dan Selatan kurang siap. Mereka harus belajar dari negara Baltik dan Nordik dalam perencanaan dan komunikasi terbuka.”

Dampak Lebih Luas: Ancaman Ekonomi dan Psikologis

Insiden ini bukan hanya soal bandara. Ini bagian dari pola lebih besar: sabotase kabel bawah laut, jamming GPS, dan serangan siber Rusia terhadap aset NATO. Di Denmark, warga mulai stok persediaan darurat, sementara di Jerman, penampakan drone di atas instalasi militer memicu kekhawatiran invasi hybrid dalam lima tahun ke depan.

Ekonominya? Penutupan bandara seperti di Munich menyebabkan kerugian jutaan euro, plus efek domino pada pariwisata dan perdagangan.

Drone misterius ini mengingatkan Eropa bahwa perang Ukraina tak lagi terbatas di Timur. Saat bandara-bandara dibuka kembali, pertanyaan tetap: Apakah ini ujian akhir sebelum eskalasi lebih besar? NATO harus bertindak cepat—sebelum langit biru berubah menjadi medan perang sungguhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *