JAKARTA, sdkcards.com – Situasi kemanusiaan di Gaza kembali menjadi sorotan setelah serangan udara Israel menghantam sebuah sekolah yang menjadi tempat perlindungan bagi warga Palestina. Serangan tersebut menewaskan setidaknya 17 orang, termasuk lima anak-anak, dan melukai lebih dari 30 orang lainnya. Informasi ini disampaikan oleh pejabat Kementerian Kesehatan Palestina.

Sekolah yang diserang terletak di wilayah padat penduduk di Kota Gaza dan telah digunakan sebagai tempat perlindungan bagi warga sipil yang mengungsi dari daerah-daerah yang mengalami pertempuran sengit. Meski demikian, pihak militer Israel mengklaim bahwa sekolah tersebut digunakan oleh kelompok Hamas sebagai pusat komando, meski tidak ada bukti konkret yang disampaikan untuk mendukung klaim tersebut.

Korban Sipil yang Terus Bertambah

Serangan ini menambah daftar panjang korban sipil dalam konflik yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir. Sejak eskalasi dimulai pada Oktober 2023, lebih dari 45.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Organisasi kemanusiaan internasional seperti Human Rights Watch dan Amnesty International telah mengutuk aksi ini, menyebutnya sebagai pelanggaran hukum humaniter internasional.

“Serangan terhadap fasilitas pendidikan yang digunakan sebagai tempat perlindungan adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan,” ujar seorang perwakilan Human Rights Watch. “Kami mendesak komunitas internasional untuk mengambil langkah tegas guna melindungi warga sipil di Gaza.”

Reaksi Internasional

Insiden ini memicu kecaman global. Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, kembali menyerukan gencatan senjata segera dan meminta kedua belah pihak untuk menghormati hukum internasional. “Anak-anak tidak boleh menjadi korban dalam konflik ini. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman, bukan medan perang,” tegasnya.

Di sisi lain, Majelis Umum PBB telah mengeluarkan resolusi yang meminta Mahkamah Internasional untuk menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel di wilayah pendudukan. Resolusi ini diharapkan dapat memberikan tekanan lebih kepada Israel untuk menghentikan aksi militernya yang menargetkan infrastruktur sipil.

Harapan Gencatan Senjata

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, menyatakan harapannya agar gencatan senjata dapat segera tercapai. Pemerintah AS, yang selama ini menjadi sekutu dekat Israel, mulai menghadapi tekanan dari berbagai pihak untuk mengambil sikap lebih tegas dalam meredakan konflik.

Sementara itu, warga Gaza terus menghadapi kondisi yang semakin memburuk. Pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan semakin menipis akibat blokade yang diberlakukan Israel. Banyak warga sipil yang kehilangan tempat tinggal dan hidup dalam ketakutan akan serangan berikutnya.

Kondisi di Lapangan

Beberapa saksi mata di lokasi kejadian menggambarkan suasana mencekam setelah serangan. “Kami sedang tidur ketika bom menghantam sekolah. Anak-anak berteriak, orang-orang berlarian mencari tempat aman. Itu adalah mimpi buruk,” ujar seorang pengungsi yang selamat dari serangan.

Dengan konflik yang terus memanas, nasib warga Gaza tetap berada dalam ketidakpastian. Dunia internasional diharapkan dapat mengambil langkah konkret untuk menghentikan kekerasan dan mengupayakan solusi damai yang berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *