JAKARTA, sdkcards.com – Dunia pendidikan tinggi Amerika Serikat dikejutkan dengan pengunduran diri rektor Universitas Columbia, salah satu institusi akademik paling bergengsi di dunia. Keputusan ini datang di tengah spekulasi dan laporan yang menyebutkan adanya tekanan besar dari pemerintahan Presiden Donald Trump, yang baru saja memulai masa jabatan keduanya pada Januari 2025. Pengunduran diri ini menjadi sorotan karena Universitas Columbia telah menjadi pusat kontroversi terkait kebijakan pemerintah Trump terhadap pendidikan tinggi, khususnya dalam hal pendanaan federal dan isu aktivisme mahasiswa pro-Palestina yang terjadi beberapa waktu lalu.
Konflik antara Universitas Columbia dan pemerintahan Trump mulai memanas sejak awal tahun ini, ketika administrasi Trump mengumumkan pemotongan dana federal senilai ratusan juta dolar untuk universitas tersebut. Pemerintah beralasan bahwa Columbia gagal mengatasi apa yang mereka sebut sebagai “pelecehan antisemit” di kampus, terutama setelah protes mahasiswa pro-Palestina yang berlangsung pada 2024. Selain itu, laporan menyebutkan bahwa Trump menuntut universitas untuk mematuhi sejumlah kebijakan baru, termasuk pemantauan ketat terhadap aktivitas mahasiswa asing dan pelaporan kasus yang dianggap mengganggu keamanan nasional. Tekanan ini memuncak hingga Columbia tampaknya membuat sejumlah konsesi, yang kemudian memicu kritik dari kalangan akademisi dan mahasiswa bahwa universitas telah “menyerah” pada tekanan politik.
Pengunduran diri rektor, yang belum disebutkan namanya secara resmi dalam pengumuman awal, diyakini sebagai dampak langsung dari situasi ini. Dalam pernyataan singkatnya, rektor menyatakan bahwa keputusannya diambil untuk “kepentingan terbaik institusi” di tengah tantangan yang kompleks. Namun, banyak pihak menduga bahwa ia tidak lagi mampu menjembatani konflik antara visi akademik universitas dan tekanan eksternal dari pemerintahan Trump. Insiden ini menambah daftar panjang ketegangan antara Trump dan dunia pendidikan tinggi, yang juga terlihat dalam rencananya untuk membubarkan Departemen Pendidikan AS dan mengalihkan pengawasan pendidikan ke badan lain. Bagi Universitas Columbia, kepergian rektor ini menjadi titik balik yang mempertanyakan masa depan kebebasan akademik di era kepemimpinan Trump yang baru.