sdkcards.com – Di tengah derasnya hujan dan gemuruh longsor yang mengguncang Sumatera Barat, sebuah tragedi menyayat hati terjadi. Pada akhir November 2025, banjir bandang dan longsor susulan melanda kawasan Jembatan Kembar Silaiang Bawah, perbatasan Kota Padang Panjang dan Kabupaten Tanah Datar. Di saat warga panik mencari keselamatan, prajurit TNI Angkatan Darat (AD) turun tangan untuk menolong. Namun, pengabdian itu berujung pada pengorbanan tertinggi. Pelda Yudi Gunardi, seorang prajurit muda dari Subdenpom XX/E Padang Panjang, menjadi salah satu korban jiwa yang gugur saat mengevakuasi warga. Kisahnya bukan hanya duka, tapi juga pengingat abadi akan dedikasi pahlawan tanpa tanda jasa.
Latar Belakang Bencana: Longsor yang Tak Terduga
Hujan deras yang mengguyur Sumatera Barat sejak akhir pekan sebelumnya memicu longsor dahsyat di kawasan perbukitan Padang Panjang. Pada Kamis, 27 November 2025, pukul sekitar 10.00 WIB, material tanah dari tebing runtuh, menutupi badan jalan Jembatan Kembar Silaiang Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat. Beberapa rumah warga hancur, dan arus banjir bandang dari Sungai Batang Anai membawa kehancuran lebih lanjut. BNPB mencatat total 174 korban jiwa di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, dengan Sumbar menyumbang puluhan korban. Tim gabungan—termasuk TNI, Polri, Basarnas, dan relawan—segera dikerahkan untuk evakuasi. Di sinilah Pelda Yudi dan rekannya, Prada Zeni Marpaung serta Serda Robi, bertugas mengatur lalu lintas dan menolong warga.
Kronologi Tragis: Dari Tugas Kemanusiaan ke Pengorbanan
Pelda Yudi Gunardi, prajurit berusia 25 tahun asal Padang Panjang, adalah anggota Subdenpom XX/5 Padang Panjang yang dikenal rajin dan penuh semangat. Ia dan dua rekannya ditugaskan untuk mengawal evakuasi di lokasi rawan. Saat warga mulai mendengar bunyi keras dari arah sungai—tanda banjir bandang mendekat—mereka bergegas menolong. “Mereka adalah prajurit terbaik yang gugur saat menjalankan tugas pengabdian kepada bangsa dan negara,” ujar Kapendam XX/TIB Letkol Kav Taufiq, S.Sos., M.M., menyampaikan duka mendalam Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol.
Nahas menimpa saat longsor susulan tiba-tiba terjadi. Material tebing runtuh, disusul arus lumpur deras yang menyapu segalanya. Pelda Yudi dan Prada Zeni tertimbun dan terseret ke Sungai Batang Anai, sementara Serda Robi ditemukan gugur lebih dulu di lokasi. Pencarian intensif dilancarkan tim SAR gabungan, menghadapi tantangan medan labil dan cuaca buruk. Pada 29 November, jenazah Prada Zeni ditemukan di Sungai Batang Anai, wilayah Kayu Tanam, Padang Pariaman, dan diidentifikasi melalui Inafis Polda Sumbar. Serda Robi pun telah dievakuasi sehari sebelumnya.
Upaya pencarian Pelda Yudi berlangsung selama empat hari penuh. Pada Senin, 1 Desember 2025, pukul 17.00 WIB, jenazahnya akhirnya ditemukan di Mega Mendung, Jorong Air Mancur, Nagari Singgalang, Kecamatan Koto, Kabupaten Tanah Datar—sekitar 5 km dari lokasi hilang. Tim DVI Kota Padang Panjang memastikan identitasnya, sebelum jenazah dimandikan, dikafani, dan dibawa ke RST dr. M. Djamil Padang untuk diserahkan kepada keluarga. “Terima kasih kepada seluruh personel dan relawan yang telah bekerja keras hingga almarhum berhasil ditemukan,” kata Letkol Taufiq.
Profil Singkat: Prajurit Muda yang Dicinta Keluarga dan Teman
Pelda Yudi Gunardi lahir di keluarga sederhana di Padang Panjang. Sebagai prajurit muda, ia dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan selalu siap membantu. Rekannya menggambarkannya sebagai “abang yang sabar dan penuh tanggung jawab.” Ia bergabung dengan TNI AD sejak 2022, dan tugas evakuasi ini adalah salah satu misi kemanusiaan pertamanya di daerah asalnya. Keluarganya, yang menerima kabar duka, menyatakan bangga meski hati hancur. “Dia pergi demi rakyat, itulah yang diajarkan sejak kecil,” kata sang ibu dalam wawancara singkat.
Respons Institusi dan Masyarakat: Doa dan Penghargaan
Tragedi ini mengguncang hati TNI dan masyarakat Sumbar. Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyampaikan penghormatan tertinggi atas dedikasi ketiga prajurit. Kodam XX/TIB menggelar upacara penghormatan di Padang, dihadiri ribuan personel. “Mari kita berdoa bersama agar bencana ini segera berakhir,” pesan Letkol Taufiq, menekankan solidaritas di tengah medan berat Sumbar yang rawan longsor. Warga Padang Panjang ramai menggelar doa bersama di masjid-masjid, sambil menyalurkan bantuan untuk korban banjir.
Pemerintah daerah dan BNPB juga memperkuat mitigasi, termasuk pemasangan peringatan dini dan relokasi warga rawan. Kasus ini menjadi pengingat akan risiko tinggi bagi petugas bencana, sekaligus dorongan untuk investasi lebih besar di infrastruktur pegunungan.
Kisah Pelda Yudi Gunardi adalah simbol pengabdian TNI yang tak kenal lelah: “Bersama Rakyat, Mengabdi dan Membangun.” Di balik duka, ia mengajarkan nilai keberanian dan empati. Saat kita merayakan Hari Bela Negara mendatang, ingatlah nama-nama seperti Yudi, Zeni, dan Robi—pahlawan yang gugur demi sesama. Semoga arwah mereka tenang di sisi-Nya, dan Sumatera Barat segera pulih dari luka bencana. Rakyat Indonesia berduka, dan berterima kasih.
