JAKARTA, sdkcards.com – Di tengah duka yang menyelimuti wilayah Sumatera, Ketua DPR RI Puan Maharani tak tinggal diam. Dengan instruksi tegasnya, ia memastikan bahwa anggota DPR tak hanya berkoordinasi dari Jakarta, tapi langsung terjun ke lokasi bencana. Banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak akhir November 2025 telah merenggut nyawa ratusan jiwa, merusak ribuan rumah, dan mengungsi jutaan warga. Puan, sebagai representasi wakil rakyat, menekankan: “Wakil rakyat harus hadir bersama rakyatnya ketika situasi paling membutuhkan.”
Gambaran Singkat Bencana yang Menghantam Sumatera
Bencana hidrometeorologi ini dipicu oleh curah hujan ekstrem akibat Siklon Senyar, yang menyebabkan luapan sungai dan longsor di lereng bukit. Menurut data BNPB per 7 Desember 2025, korban meninggal dunia mencapai 916 jiwa, dengan 274 orang masih hilang dan lebih dari 4.200 terluka. Dampaknya parah: ratusan desa lenyap, berubah menjadi alur sungai baru, sementara 3,2 juta jiwa tersebar di 50 kabupaten terdampak. Di Aceh saja, 359 jiwa tewas dan 635.300 warga mengungsi, sementara Sumatera Utara mencatat 329 korban jiwa. Biaya pemulihan diperkirakan mencapai Rp 51,8 triliun, tertinggi di Aceh.
Presiden Prabowo Subianto telah meninjau langsung empat lokasi pada 1 Desember 2025, menjanjikan bantuan Rp 60 juta per rumah rusak berat. Namun, di balik itu, Puan Maharani melihat peran legislatif tak boleh ketinggalan. “Ini bukan saatnya duduk di ruang AC Senayan, tapi bergandengan tangan dengan korban,” tegasnya dalam keterangan resmi pada 28 November 2025.
Instruksi Puan: DPR Harus Langsung Terjun ke Lapangan
Pada 28 November 2025, Puan langsung mengeluarkan instruksi agar anggota DPR dari daerah pemilihan (dapil) terdampak segera bergerak. Fokusnya: memantau kondisi warga, mempercepat distribusi bantuan, dan berkoordinasi dengan BPBD, TNI-Polri, serta relawan. “Kehadiran DPR di lapangan penting untuk memastikan proses tanggap darurat efektif, tak ada warga yang terlewat,” ujarnya.
Instruksi ini langsung direspons. Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, seperti yang mewakili dapil Sumatera Barat, turun ke Padang Pariaman untuk menyalurkan logistik dasar: makanan, obat-obatan, dan selimut. Sementara itu, Hj. Nevi Zuairina dari Fraksi PKS, bersama Sekjen DPP PKS, mendatangi lokasi longsor di Sumatera Barat, membawa bantuan dari potongan gaji anggota DPR. “Kami tak ingin hanya simpati dari jauh; kami datang, lihat langsung, dan bantu,” katanya.
Puan juga menyoroti isu empati dalam penanganan. Ia mengkritik distribusi bantuan via helikopter yang kontroversial – seperti lempar paket dari udara – dan mendesak evaluasi agar lebih manusiawi. “Lebih baik berempati daripada komentar tak tepat. Situasi ini musibah di mana-mana,” tegasnya pada 3 Desember 2025. Pada 8 Desember, dalam rapat paripurna, Puan memimpin doa diam untuk korban, sambil mengingatkan pemerintah perkuat mitigasi bencana.
Dampak Positif: Solidaritas yang Menguatkan
Langkah Puan ini tak hanya simbolis. Koordinasi DPR dengan pemerintah daerah telah mempercepat bantuan logistik senilai Rp 21,4 miliar dari Kemensos, termasuk dapur darurat. Puan yakin, bantuan pemerintah masih tercukupi tanpa perlu buka bantuan asing, tapi anggota DPR siap turun tangan jika diperlukan.
Ia juga menekankan pencegahan jangka panjang: penguatan tata ruang, reboisasi, dan mitigasi di daerah rawan. “Penanggulangan bencana dimulai dari pencegahan. DPR akan kawal ini,” katanya.
Bencana Sumatera 2025 ini jadi pengingat betapa rapuhnya kita di hadapan alam. Tapi, respons cepat Puan Maharani dan DPR membuktikan: wakil rakyat bisa jadi jembatan empati. Dengan anggota DPR yang langsung terjun, harapan pulih pun semakin nyata. Seperti kata Puan, “Semua pihak sudah bekerja maksimal; sekarang saatnya kita satukan kekuatan untuk bangun kembali.”
Marilah kita semua berdoa agar korban diberi kekuatan, dan Sumatera bangkit lebih tangguh. Solidaritas seperti ini yang akan cegah duka berulang. Tetap aman, dan jika bisa, yuk bantu lewat saluran resmi BNPB!
