Hubungan hidrasi dengan fungsi otak dan konsentrasi

JAKARTA, sdkcards.com – Air merupakan komponen vital yang membentuk sekitar 70 persen tubuh manusia, termasuk otak. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa dehidrasi ringan sekalipun dapat berdampak signifikan terhadap fungsi kognitif, suasana hati, dan kemampuan konsentrasi seseorang. Kekurangan cairan mengurangi aliran darah ke otak, sehingga distribusi oksigen dan nutrisi terganggu. Akibatnya, seseorang lebih mudah merasa lelah, sulit fokus, dan rentan melakukan kesalahan dalam aktivitas sehari-hari.

Fungsi otak sangat bergantung pada keseimbangan elektrolit yang terdapat dalam cairan tubuh. Saat tubuh kekurangan cairan, keseimbangan ini terganggu dan sinyal saraf menjadi kurang optimal. Hal ini bisa memengaruhi daya ingat jangka pendek, kecepatan berpikir, hingga kemampuan mengambil keputusan. Studi juga menunjukkan bahwa dehidrasi sebesar 1-2 persen dari berat tubuh sudah cukup untuk menurunkan performa kognitif dan mengganggu konsentrasi dalam jangka pendek.

Selain aspek kognitif, hidrasi juga berkaitan dengan kesehatan mental. Kekurangan cairan dapat meningkatkan rasa cemas, stres, hingga memperburuk mood. Sebaliknya, minum air secara cukup mampu membantu menjaga kestabilan emosi dan meningkatkan energi positif. Oleh karena itu, menjaga pola minum teratur bukan hanya baik untuk kesehatan fisik, tetapi juga penting untuk menjaga produktivitas dan kesejahteraan mental.

Kebutuhan cairan setiap orang bisa berbeda tergantung usia, berat badan, tingkat aktivitas, serta kondisi lingkungan. Namun, anjuran umum adalah minum sekitar 2 liter air per hari, atau menyesuaikan dengan rasa haus dan aktivitas. Konsumsi buah dan sayuran yang kaya air seperti semangka, timun, dan jeruk juga bisa menjadi sumber hidrasi tambahan. Dengan menjaga tubuh tetap terhidrasi, fungsi otak dapat bekerja optimal, konsentrasi meningkat, dan kualitas hidup sehari-hari pun lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *